Friday, August 8, 2014

Preview Championship 2014 / 2015: Quiet Old Season for The Owls ( Sheffield Wednesday )

Background

Musim 2013 / 2014 merupakan perjalanan yang berakhir cukup manis untuk Sheffield Wednesday. The Owls yang baru meraih kemenangan pertama mereka pada pertandingan pertama di bulan November dengan hanya mengoleksi 8 poin dari 12 pertandingan dibawah arahan Dave Jones. Puasa tiga point mereka dibuka setelah berhasil mengalahkan Reading di kandang. Akan tetapi, 3 kekalahan beruntun setelahnya melempar Sheffield Wednesday ke zona degradasi, satu tingkat diatas juri kunci saat itu. Melihat hal tersebut, presiden klub, Milan Mandaric memecat Jones dan menunjuk Stuart Gray sebagai caretaker tim.

Sheffield Wednesday panaskan mesin Wickham


Debut Gray di liga berbuah manis untuk Sheffield Wednesday yang berhasil menang 2-1 melawan Sang juara, Leicester City. Dua gol Wickham membalikan keadaan dan mengangkat moral para pemain, walaupun tidak terjadi pergerakan di klasemen. Setelah itu, mereka meraih 12 point dari 8 laga. Termasuk membantai Leeds United 6-0 dan menang tipis atas Watford 1-0, mengangkat posisi mereka ke peringkat 17 klasemen. Kesuksesan Gray dihadiahi kontrak sebagai manager permanen Sheffield Wednesday pada 26 Januari 2014, dan ia memberi kado ucapan terimakasih dengan hanya menelan satu kekalahan pada bulan Februari. Walaupun pada akhir musim The Owls diterpa 3 kekalahan beruntun melawan Charlton, Ipswich dan Bolton ( klub yang berada di sekitar mereka ), kemenangan - kemenangan krusial nan mengejutkan yang telah diperoleh sebelumnya membuat Stuart Gray tetap dipercaya melatih klub. Kumpulan tiga poin penting mereka dapatkan dari QPR yang dikalahkan 3-0, Brighton (1-0), dan Bournemouth (4-2).

Produktif namun juga mudah dibongkar lawan menjadi problem tersendiri bagi Sheffield United. Mereka mencetak 63 gol, masuk dalam 10 tim terproduktif di Championship musim lalu, tapi juga mendaftar diri di 5 tim yang paling sering kebobolan. Barisan pertahanan benar - benar menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Stuart Gray musim ini.

Transfers

Tahu tugasnya, Stuart Gray langsung mendatangkan pemain - pemain baru yang difokuskan pada lini pertahanan. Kieran Westwood (Sunderland), dan Tom Lees (Leeds) menjadi muka baru di Hillsbrough, sedangkan Sam Hutchinson (Chelsea) berhasil dipermanenkan Sheffield Wednesday setelah dilepas oleh klubnya. Lees tentu menjadi transfer terbesar klub musim ini, bek Inggris tersebut merupakan palang pintu utama Leeds musim lalu dengan tampil lebih dari 3.500 menit.

12 pemain direlakan untuk meninggalkan klub, beberapa diantaranya adalah wajah - wajah familiar seperti Michael Antonio, Jermaine Johnson, Reda Johnson dan Anthony Gardner. Namun tidak ada satupun diantara mereka yang merupakan pilihan utama Gray saat mulai menjadi caretaker di klub, sehingga tidak ada kehilangan berarti.

Key Players

Tiga pemain baru yang didatangkan guna memperbaiki rekor buruk di pertahanan tim akan menjadi faktor kunci musim ini, didampingi oleh Joe Mattock di kanan, dan Kieran Lee di sisi kiri. Lini tengah Sheffield Wednesday sudah cukup baik walaupun belum menjanjikan, karena diisi oleh pemain - pemain yang belum menunjukan potensi terbaik mereka. Mantan pemain Manchester City, Jeremy Helan menjadi sosok yang paling menonjol dengan raihan 2 gol dan 3 assist dari 43 penampilan liga musim lalu. Helan dan Liam Palmer akan mengisi sisi lapangan, berusaha memanjakan duet striker yang dipercaya untuk menjebol gawang lawan.

Lini depan Sheffield Wednesday memiliki banyak pilihan, dari Nihui dan Chris Maguire yang sama - sama menjadi topskorer klub dengan 8 gol musim lalu. Caolan Lavery, pemain lincah dan oportunis ini bukan hanya dapat di posisikan sebagai penyerang, tapi juga sebagai winger. Lalu, Gary Madine yang baru kembali dari masa peminjaman. Madine kehilangan posisi utama sejak promosi ke Championship, sekarang saatnya pahlawan dengan 18 gol di League One bersama  The Owls mengembalikan riuh rendah para supporter.

Gaffer

Stuart Gray merupakan sosok pelatih 'asing' karena belum pernah sekalipun menyelsaikan tugasnya dalam managerial klub selain di Northampton Town, dimana ia dipercaya selama 2 tahun. Southampton, Portsmouth, Wolverhampton Wanderers, dan Aston Villa juga pernah ia tangani walaupun hanya sebagai caretaker. Rekor Gray di keempat klub tersebut tidak mencapai 50% dan hanya memenangi 12 dari 33 laga yang ia tangani.

Kemampuan Stuart Gray memang masih penuh tanda tanya, namun setidaknya pada pertengahan musim lalu ia berhasil menunjukan kapasitasnya dan mengamankan Sheffield Wednesday dari zona degradasi. Hal yang terpenting kali ini adalah konsistensi, ia telah mengetahui kelemahan klubnya dan telah berusaha memperbaiki hal tesebut. Pertanyaannya adalah, apakah racikan Gray dapat menampilkan apa yang diharapkan ?

Verdict

Usaha Gray untuk menambal lubang di lini belakang sudah ia laksanakan, dan dengan defender - defender dibawah 30 tahun, pergerakan untuk menutup gerak lawan juga diharapkan lebih baik dari musim lalu. Jika masalah yang ada dapat diatasi, dan para gelandang meningkatkan performa mereka. Sheffield Wednesday tidak perlu takut lagi akan zona degradasi, mereka akan berada di antara tim - tim yang menghiasi lower mid table seperti musim lalu. Jika gagal? Berharap saja semangat juang para pemain lebih besar daripada godaan League One.

No comments:

Post a Comment