Musim 2013 / 2014 cukuplah memuaskan untuk Huddersfield Town, mereka finish di posisi 17 klasemen akhir Championship, 9 poin lebih banyak dari Doncaster Rovers yang berada di zona degradasi. Dipimpin mantan pemain Manchester United, Mark Robins, yang ditunjuk sejak pertengahan 2012/2013, Huddersfield mulai memiliki fondasi yang kuat. The Terriers mengawali musim 2013 / 2014, dengan hanya menelan 2 kekalahan di 10 partai pertama. Hasil tersebut membawa mereka ke posisi 9 klasemen sementara, akan tetapi performa Adam Clayton dan kawan - kawan menurun pada bulan Oktober saat mereka hanya mendapatkan 4 dari 12 poin yang tersedia. Efeknya berimbas ke bulan - bulan berikutnya yang menghilangkan konsistensi dari permainan Huddersfield.
Brewok bukanlah faktor utama Clayton menjadi ikon klub |
Beruntung Mark Robins memiliki gelandang - gelandang pekerja keras nan produktif untuk menghidupkan permainan dari lini kedua. Adam Clayton merupakan pemain yang memiliki peran sentral dalam mengangkat performa tim. Golnya ke gawang Wigan dan Birmingham menjadi suntikan moral tersendiri bagi para pemain yang sebelumnya baru saja merasakan 3 kekalahan beruntun melawan Nottingham Forest, Bournemouth dan Leeds. Kombinasi Clayton, Adam Hammil, Oliver Norwood, dan Danny Ward menyumbang 26 gol serta 28 assist untuk Huddersfield. Ward menjadi top skorer klub bersama James Vaughan dengan 10 gol, sedangkan Adam Hammil menjadi arsitek 12 gol Huddersfield.
Pemain - pemain tersebut ditambah kehadiran Nahki Wells dan Jonathan Hogg menjadikan Huddersfield sebagai salah satu klub yang memiliki tim dengan pemain yang merata dan mendalam.
Transfers
Mark Robins sangat serius menjadikan Hudderfield Town sebuah klub yang kompetitif di Championship dengan mendatangkan Conor Coady, Lee Peltier, Radoslaw Madjeski, dan Joe Murphy ke dalam squad-nya. Conor Coady menunjukan kualitasnya di League One bersama Sheffield United musim lalu dan 'dihadiahi' promosi oleh Robins. Peltier merupakan bek dengan penuh semangat dengan tackle keras guna menjaga daerahnya, ia juga sering kali membantu penyerangan dan berhasil mencetak 1 gol dari 25 penampilannya musim lalu bersama Leeds. Madjeski merupakan salah satu gelandang terbaik yang dimiliki Nottingham Forest beberapa tahun terakhir. Walaupun performanya sedang menurun, dengan sentuhan dingin Robins dan pelatih lainnya, Madjeski mungkin akan bangkit kembali.
Hanya Joe Murphy, kiper yang didatangkan dari Coventry City yang sepertinya memiliki peluang sangat kecil untuk diturunkan karena memiliki posisi yang sama dengan Alex Smithies, kiper 24 tahun yang sudah menjadi pilihan utama sejak pertama kali Huddersfield sejak mereka menginjakan kaki di Championship pada 2012 / 2013. Mark Robins tidak kelihangan satupun pemain krusial pada bursa transfer kali ini, nama Peter Clarke dan Keith Southern dilepas demi peremajaan squad, posisi keduanya juga sudah digantikan Anthony Gerrard dan Adam Clayton sejak musim lalu.
Key Players
Wells cetak gol penting vs Millwall |
Gaffer
Mark Robins bukanlah nama yang asing ditelinga para penikmat Football League, Mark Robins telah malang melintang di dunia kepelatihan Inggris dengan melatih Rotherham United, Barnsley dan Coventry City. Walaupun pencapaian terbaiknya hingga saat ini hanyalah papan tengah liga, Pengalaman Robins sangatlah bermanfaat, ia tahu pemain yang dibutuhkan klub dan dapat memaksimalkan potensi - potensi pemain tersebut. Musim ini, Mark Robins telah memperkuat fondasi yang ia bentuk musim lalu, sebuah modal untuk memberanikan diri bermimpi untuk hal yang dianggap mustahil.
Verdict
Bermodalkan squad yang merata, dan penuh talenta. Huddersfield akan kembali memiliki musim yang solid dengan berada di 10 besar klasemen akhir Championship. Mereka akan menjadi tim perusak peta persaingan musim ini dan bukan tidak mungkin mengintip peluang untuk menuju playoff.
BY: @adrieedu
No comments:
Post a Comment