Musim 2013 / 2014 tentu menghasilkan kekecawaan mendalam di dalam tubuh klub Cardiff City. Baik dari Sang pemilik klub, direksi, manager, pemain, dan terutama supporter. Pada awalnya, mimpi yang telah mereka bangun sejak 2003 silam terstruktur begitu sempurna, dengan musim 2008 / 2009 menjadi pendorong semangat Cardiff City untuk berlaga di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Saat itu, hanya selisih gol yang mengagalkan mereka merebut tiket playoff dari tangan Preston North End. Kegagalan tersebut seakan memberi pelajaran berarti bagi klub dan pada musim berikutnya, Cardiff City berhasil mengakhiri kompetisi di posisi 4 - zona playoff -. Musim 2009 / 2010, mereka kandas di final setelah kalah secara dramatis melawan Blackpool asuhan Ian Holloway.
Rasa sakit tersebut terus berlanjut hingga musim 2011 / 2012, kekalahan melawan West Ham United dengan agregat 5-0 menjadi kegagalan ketiga secara beruntun di playoff. Namun, bak sebuah lagu, "What that doesn't kill you, make you stroger", Cardiff City berhasil menjadi pemucak klasemen Championship 2012 / 2013 dengan raihan 87 point. Sial bagi mereka, saat impian mereka telah tergapai begitu banyak hal yang merusak keindahannya. Salah satunya adalah keputusan Vincent Tan, Sang pemilik klub untuk memecat Malky Mackay, pria yang telah berjasa membawa Cardiff ke Premier League, setelah hanya meraih 20 poin dari 20 pertandingan.
Alasan yang masuk akal dikemukakan oleh Tan, "Mackay telah menghabiskan banyak uang untuk membangun tim yang kompetitif, namun lihatlah hasilnya. Uang saya terbuang percuma". Mackay-pun digantikan oleh mantan striker Manchester United, Ole Gunnar Solksjaer, yang masuk setelah klub dibina seorang caretaker di dua pertandingan selepas kepergian Mackay. Pencapaian Ole juga tidak lebih baik dari pendahulunya, ia hanya berhasil mengemas 18 poin dari 21 pertandingan sebagai manager Cardiff.
Al hasil, Sang juara Championship 2012 / 2013 terpuruk di dasar klasemen, dan harus kembali membangun mimpi mereka di divisi dua Inggris.
Transfer
Hijrahnya Steven Caulker dan Jordon Mutch ke QPR memberikan dana segar sebesar 15 juta Poundsterling. Hasil dari penjualan Fraizer Campbell ke Crystal Palace setara dengan harga Adam Le Fondre, Andrew Taylor juga memberi pemasukan yang tidak diketahui jumlahnya, sedangkan Don Cowie dilepas oleh Cardiff City. Ole Gunnar Solkjaer juga memberi kesempatan untuk Jo Inge Berget, anak buahnya yang dibawa dari Molde Januari lalu untuk belajar di Skotlandia bersama Celtic. Ben Nugent, Joe Lewis, Filip Kiss, dan Kevin McNaughton juga mendapatkan kebijakan serupa ke berbagai tim yang berbeda.
Setelah investasi 37 juta Poundsterling terbuang percuma musim lalu, Ole Gunnar Solksjaer dipaksa membangun tim dengan efisien. Sejauh ini pengeluaran Cardiff City masih dibawah 2 juta Poundsterling untuk merekrut 5 pemain ( tidak termasuk Tom Adeyemi yang nilai transfernya dari Bimingham City tidak dipublikasikan), Guido Burgstaller didatangkan dari Rapid Wien dengan banderol 616 ribu, Adam Le Fondre dikabarkan mereka dapatkan dengan harga 1 juta Poundsterling dari Reading dan Federico Macheda, Javi Guerra, serta Kagisho Dikgacoi didapatkan secara cuma - cuma.
Key Players
Whittingham & Macheda dipercaya Ole Gunnar Solksjaer |
Kehilangan poros permainan seperti Jordon Mutch dan Don Cowie akan memicu kebangkitan Peter Whittingham sebagai kunci permainan Cardiff. Whittingham yang sudah merasakan pahit dan manis bersama Cardiff City sejak 2007, menyumbangkan 3 gol dan 6 assist dalam 32 penampilannya di Premier League musim lalu. Total 63 gol, dan 54 assist telah ia berikan kepada Cardiff City di Championship, sungguh pengalaman yang akan sangat membantu. Selain Whittingham, sosok kiper David Marshall juga akan menjadi faktor penting Cardiff City untuk setidaknya meraih tiket playoff. Hanya Steven Caulker yang bermain lebih lama dibanding Marshall musim lalu, Cardiff juga mematok harga tinggi saat Marshall diminati oleh Arsenal, ini menjadi indikasi bagaimana Solksjaer menganggap David Marshall sebagai pemain kunci.
Nama Mats Moller Daehli dan Federico Macheda juga layak diperhatikan, mengingat Ole memiliki koneksi tertentu dengan keduanya, mereka dapat diberikan kesempatan untuk bersinar musim ini.
Gaffer
Siapa yang tidak mengenal "Baby-Faced Assasin" yang satu ini ? Nama Ole Gunnar Solksjaer sudah dikenal seluruh dunia sebagai salah satu striker terbaik di sepakbola saat ia masih aktif bermain. Kini, berada di pinggir lapangan, semua klub yang ia latih sudah pernah merasakan gelar juara. Molde diberikan 3 piala, sedangkan Manchester United Reserves telah mengangkat 4 piala bersama Solksjaer. Sekarang giliran Cardiff City yang ingin ia antarkan merasakan hal serupa.
Insting membunuh dibalik wajah Ole |
Ada yang mengatakan "Pengalaman adalah guru terbaik", dan pengalaman Cardiff City sudah memiliki lebih dari cukup untuk mengarungi Championship. Jika semua sesuai rencana, mereka akan menjadi kandidat kuat untuk menjadi juara, atau minimal zona playoff. Musim 2014 / 2015 nampaknya akan menjadi perjalanan yang layak dikenang Cardiff City.
BY: @adrieedu
No comments:
Post a Comment